Selasa, 05 Mei 2015

Tugas Softskill Kesehatan Mental



Cinta Dan Perkawinan beserta teori-teori menurut para tokoh-tokoh psikologi


·         Cinta menurut Ahli Psikologi

Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah,  kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan dan sebagainya. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg terkenal dengan teorinya tentang segitiga cinta.

Segitiga cinta itu mengandung komponen: (1) keintiman (intimacy), (2) gairah (passion) dan (3) komitmen.
Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu, dan ada keinginan untuk bergandengan tangan atau saling merangkul bahu.

Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual. Gairah merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang ingin dekat secara fisik, merasakan dan menikmati sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya.

Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. Komitmen yang sejati adalah komitmen yang berasal dari dalam diri, yang tidak akan luntur walaupun menghadapi berbagai rintangan dan ujian yang berat dalam perjalanan kehidupan cintanya.

Menurut Strenberg, setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen (lihat tabel).
Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komponen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar, (dalam beberapa budaya) disertai dengan komitmen yang lebih besar. Misalnya melalui perkawinan.

Cinta dalam sebuah hubungan ini tidak selalu berada dalam konteks pacaran atau perkawinan. Pola-pola proporsi ketiga komponen ini dapat membentuk berbagai macam tipe hubungan seperti terlihat dalam tabel berikut.

Tipe
Komponen yang hadir
Deskripsi
Nonlove
Ketiga komponen tidak ada
Ada pada kebanyakan hubungan interpersonal, seperti pertemanan biasa (hanya kenalan saja)
Liking
Hanya keintiman
Ada kedekatan, saling pengertian, dukungan emosional, dan kehangatan. Biasanya ada pada hubungan persahabatan (bisa sesama jenis kelamin)
Infatuation
Hanya gairah
Seperti pada cinta pada pandangan pertama, ketertarikan secara fisik, biasanya mudah hilang
Empty love
Hanya komitmen
Biasanya ditemukan pada pasangan yang telah menikah dalam waktu yang panjang (misalnya pada pasangan usia lanjut)
Romantic love
Keintiman dan gairah
Hubungan yang melibatkan gairah fisik maupun emosi yang kuat, tanpa ada komitmen (pacaran atau perkawinan)
Companionate love
Keintiman dan komitmen
Hubungan jangka panjang yang tidak melibatkan unsur seksual, termasuk persahabatan (juga persahabatan suami-istri)
Fatous love
Gairah dan komitmen
Hubungan dengan komitmen tertentu (misalnya perkawinan) atas dasar gairah seksual. Biasanya pada suami istri yang sudah kehilangan keintimannya
Consummate love
Semua komponen
Menjadi tujuan dari hubungan cinta yang ideal

Sumber: Papalia; Olds & Feldman. (1998). Human development (7th ed.). Boston: McGraw Hill


Tinjauan Psikologi Sosial tentang hubungan cinta dan Komitmen dalam Perkawinan

Baron dan byrne (2004) mendefinisikan cinta sebagai sebuah kombinasi emosi,kognisi,dan perilaku yang ada dalam sebuah hubungan intim.kajian psikologi tenetang fenomena cinta dapat dibahas melalui kajian psikologi social,khususnya dalam bidang-bidang kajian psikologi social yang terkait dengan hubungan interpersonal.psikologi hubungan interpersonal adalah bagian psikologi social yang mempelajari tenteng aspek-aspek perilaku dan kejiwaan yang terkait dengan fenomena hubungan antara dua pribadi.

Pengertian Kehidupan Perkawinan -- Secara hukum, dinyatakan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1/1974, bab I, pasal 1 bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.



Kehidupan Perkawinan

Pembahasan tentang kehidupan perkawinan dimulai dengan pembahasan tentang kehidupan dewasa muda sebagai masa kehidupan yang sedang dijalani oleh kebanyakan calon pasangan suami-istri. Masa dewasa muda adalah masa bagi kehidupan seseorang yang berusia antara 20 – 40 tahun. Pada masa ini, keadaan fisik berada pada kondisi puncak dan kemudian menurun secara perlahan. Dalam sisi perkembangan psikososial, terjadi proses pemantapan kepribadian dan gaya hidup serta merupakan saat membuat keputusan tentang hubungan yang intim. Pada saat ini, kebanyakan orang menikah dan menjadi orang tua (Papalia, Olds, & Feldman, 2001; Santrok, 2002).

Cinta merupakan kekuatan yang mampu menarik dua orang dalam satu ikatan yang tidak terpisahkan, yang dinamakan perkawinan. Dengan kata lain, perkawinan akan kuat ketika dilandasi oleh cinta. Hatfield (dalam Lubis, 2002) menyatakan bahwa ada dua macam cinta diantara pasangan dalam perkawinan, yaitu passionate love dan companiate love.

Pada masa pacaran dan di awal perkawinan, biasanya yang dominan adalah passionate love yang menggebu-gebu dan diwarnai oleh sikap posesif terhadap pasangan, sedangkan companiate love berkembang secara perlahan-lahan dan ada pada perkawinan yang bahagia dimana masing-masing pihak merasa pasangannya adalah teman yang sangat dibutuhkan keberadaannya, baik secara fisik maupun secara psikologis, untuk saling mengisi dalam kehidupan bersama.



A.Faktor penyebab seseorang mencintai orang lain.

Para ahli psikologi,khususnya para ahli psikologi social,melakukan kajian tentang cinta terkait dengan perilaku menyukai atau tertaerik orang lain dalam konteks upaya menjalin hubungan di antara dua pribadi.dalam hal ini seseorang mencintai orang lain karena dalam proses interaksi di antara dua pribadi dimulai dari seseorang memiliki ketertarikan dengan orang lain.pengetahuan psikologi social tentang kemenarikan interpersenol dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemenarikan interpersonal secara lebih dan pada kesempatan berikutnya itu dapt meningkatkan kualitas hidup ( Yela,2004)
Dalam konteks ini,seseorang menyukai atau tertarik dengan orang lain untuk menjalin hubungan khusus dengan orang lain itu disebabkan oleh beberapa factor:

1.  Kedekatan

Para ahli sosiologi menyimpulkan bahwa banyak orang berhubungan atau menikah dengan pasangannya karena mereka bertemu di sekitar wilayah hidupnya.dalam hal ini,orang tertarik dengan orang lain karena secara frekuensi mereka banyak berinteraksi dengan orang lain dalam wilayah hidup yang sama.contoh orang tertarik dengan orang lain dan kemudian menjalin hubungan interpersonal khusus dengan orang lain tersebut dapat dicontohkan dengan orang-orang yang menjadi pasangan suami dan istri karena mereka hidup dalam
kompleks perumahan yang sama.

2.  Kemenarikan fisik

Kemenarikan fisik dapat menjadi factor penentu seseorang mencintai orang lain dan kemudian menjalin suatu hubungan cinta. hal ini terutama terjadi pada pria.banyak pria tertarik pada wanita karena penampilan fisik yang menarik,sedangkan wanita lebih tertarik pada pria karena penampilan kepribadiannya.

3.Kesamaan dan kebutuhan saling melengkapi      (komplementer)

Seseorang menyukai atau mencintai orang lain bisa  karena ia memiliki kesamaan atau keserupaan dengan orang lain.banyak pasangan yang memiliki kesamaan dalam nilai,keyakinan,sikap,dan perilaku,lebih memiliki kesempatan untuk menjalani hidup perkawinan yang bahagia.

 4.  Seseorang mencintai orang yang mencintai dirinya

Seseorang mencintai orang lain yang mencintain dirinya karena apabila seseorang dicintai oleh orang lain maka terdapat semacam proses psikologis dimana seseorang merasa dirinya mendapat hadian (ganjaran) karena memperoleh cinta itu.ini sesuai dengan teori kebutuhan  Abraham maslow yang menyatakan bahwa manusia perlu atau ingin dicintai dan mencintai.apabila seseorang dicintai oleh orang lain maka seseorang akan merasa dihargai,terjadi peningkatan penilaian diri,merasa dirinya menarik ,dan merasa memperoleh penerimaan social.

 5. Keuntungan yang diperoleh dari suatu hubungan

Berdasarkan pada teori pertukaran social yang mengacu pada hubungan yang bersifat timbale-balik maka orang akan mencintai orang lain karana orang lain itu memeberikan banyak keuntungan yang signifikan kepada dirinya.keuntungan itu dapat bersifat fisik.psikologis,material,dan sprotual.apabila matriks keuntungna timbla balik menjadi tidak seimbang maka ada kecenderungan suatu hubungan interpersonal mengalami kerengggangan dan akhirnya berhenti.dalam kehidupan sehari-hari,banyak laki-laki  memilih wanita cantik sebagai pasangannya karena merasa mendapat keuntungan berupa kebanggaan dapat bersama wanita cantik.di lain pihak wanita cantik lebih memilih laki-laki yang memiliki status social ekonomi lebih tinggi karena banyak alas an yang menguntungkan dirinya secara social dan ekonomi.

B. Tiga aspek cinta

1)    Keintiman ( intimacy)

Keintiman adalah suatu konsep yang mengacu pada persaan kedekatan atau persaan keterhubungan di antara dua orang.perasaan-perasaan itu seperti fenomena seseorang memikirkan kesejahteraan orang lain,pemahaman timbale balik dengan orang lain,dan kemampuan berbagi (sharing) dengan orang lain.dalam keintiman,orang yang melakukan interaksi social pada siatu hubungan cinta menjadi saling memahami di antara kedua belah pihak dan terdapat fenomena kehangatan afeksi diantar kedua belah pihak ( Baumgardner & Clothers,2010)

2)   Kegairahan (passion)

Kegairahan adalah sumber pembangkitan (arousal) yang mengacu pada keterbangkitan fungsi emosi dan fungsi biologis yang kuat.

3)   Komitmen

Komitmen adalah suatu konstuk psikologis yang berhubungna dengan keputusan tentang keterikatan seseorang dengan orang lain dalm suatu hubungan.komitmen adalah keputusan rasional untuk berada dalam suatu hubungna dengan orang lain dalm jangka waktu tertentu.fenome komitmen dapat dilihat pada persaan mengagungkan suatu hubungna dan memiliki keinginan melaksanakan upaya-upaya pemeliharaan suatu hubungna (Baumgardner & Clothers,2010)komitmen dapat dibagi menjadiu dua,yaitu komitmen jangka pendek dan komitmen jangka panjang.pengertian komotmen jangka pendek terjadi apabila seseorang membuat keputusan bahwa ia mencintai orang lain.komitmen jangka panjang terjadi apabila seseorang membuat keputusan untuk memelihara cinta kepada orang itu.

C. Jenis hubungan cinta

Apabila cinta dilihat dari proses kejiwaan dan perilaku maka cinta dapat dibagi menjadi dua jenis,yaitu cinta bergairah ( passionate love) dan cinta keakraban (companionate love). Cinta bergairah memiliki cirri-ciri sebagai berikut:dalam hubungan cinta sering emosi menjadi tidak terkendali, hubungan yang sangat bersifat intens dan panas (hot),dan suasana psikologi dalam keadaan gejolak. jenis cinta ini dapat kita temui dalam keadaan jatuh cinta.seringkali aktivitas dalam jenis cinta ini kemudian mengarah pada aktivitas yang bersifat ketubuhan (seksual atau eros)
Selain itu dalam keadaan ini,pelaku cinta bergairah ini merasakan dalam dirinya kondisi psikologis ynag disebut eforia ayau kondisi kebahagiaan yang berlebihaan sehingga mengurangi control rasionalitas yang normal dalam dirinya.terjadi proses terbangkitnya (arousal) atau terangsanganya funsi-fungsi tubuh dan kejiwaan yang mengarah pada upaya pemenuhan cinta secara ketubuhan. Keadaan ini kemudian terwujud dalam gejala ketagihan ( addicted to love) untuk selalu bertemu dengan pasanganya.
Cinta keakraban memiliki cirri-ciri sebagai berikut:adanya kelekatan afeksi di antara kedua pelaku cinta,terdapatnya nilai-nilai yang berkesesuaian di antra kedua pelaku cinta,iklim hubungan yang hangat yang ditunjukan dengan perilaku saling memahami di antara  kedua belah pihak,hubungan cinta menyebabkan suasana hati yang nyaman diantara kedua belah pihak pelaku cinta.hubungan interpersonal dalam jenis ini ditunjukan melali hubungan yang bersifat akrab dan berdasarkan pada rasionalitas berpikir.jenis cinta ini termasuk jenis cinta yang terdapat di dalamnya kematangan hubungan dan kematangan interpersonal di antara kedua belah pihak.

D.Beberapa factor yang perlu diperhatikan untuk melestarikan   hubungan cinta

Dalam upaya membangun hubungan cinta yang relative lestari maka perlukan untuk mengembakan beberapa factor yang dapat membantu tujuan itu.
Kelekatan hubungan saling bergantung.kelekatan ini ditunjukan dengan adanya pemahaman timbale balik yang proposional,adanya komdisi saling member dan menerima dukungna psikologis maupun social,dan merasa nyaman pada saat berdampingan atau berinteraksi dengan pasangan.
Keseimbangan keuntungan.keseimbangan hubungan dalam cinta ditunjukan dengan suatu keadaan yang menggambarkan bahwa hasil-hasil balikan yang diperoleh oleh masing-masing pelaku cinta dari sebuah hubungan cinta dapat dinilai oleh seseorang proporsional dengan apa yang telah diberikan kepada pasngannya.penegertian proporsional tidak berarti bahwa hasil balikan harus sama dengan yang telah diberikan,tapi yang lebih penting masing-masing pihak memiliki persepsi bahwa sumbangan masing-masingh pihak dianggap telah proporsional.
Keterbukaan (self disclosure)  diantara kedua belah pihak.keterbukaan diantara  kedua belah pihak ini ditunjukan memlaui komunikasi yang intens tentang masing-masing wilayah pribadi kedua belah pihak yang sedang menjalin hubungan cinta.


E.Cinta dalam sebuah perkawinan

Umumnya apabila orang menjalin hubungan cinta maka hubungan itu kemudian bermuara pada sebiah komitmen menuju perkawinan.Bamister dan Leary menjelaskan bahwa manusia memiliki “ kebutuhan dasar untuk memiliki” dapat diwujudkan melalui kehidupan perkawinan.”kebutuhan dasar untuk memiliki”dalam kehidupan perkawinan terwujud dalam hubungan yang stabil di antara suami dan istri.
Pemenuhan kebutuhan dasra dalam sebuah kehidupan perkawinan tersebut kemudian memicu terbentuknya kebahagiaan dalam diri seseorang. Hal itu terjado karena dalam kehidupan perkawiana terdapat potensi memberikan kehadiran eksistensi pertemanan(friendship),keintiman,cinta,afeksi,dan dukungan social pada saat seseorang mengalami situasi krisis, selain itu,perkawinan juga memnberi kesempatan kepada seseorang untuk mengalami perkembangan personal (personal growh) dan perkembangan potensi baru mampu meningkatka penghargaan diri ( self esteem) dan kepuasaan diri (dalam Baumgardner & Clothers,2010).  
Perkawinan yang berhasil merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang.Baumgardner dan clothers (2010) menjelaskan bahwa keberhasilan perkawinan merupakan salah satu penyumbang penting bagi terjadinya penguatan kesehatan individu dan kebahagiaan individu.

Penelitian psikologi positif tentang perkawinan yang berbahagia oleh Lauer dan Lauer tahun 1985(dalam Baumgardner dan Clothers,2010) terhadapa pasngan yang telah menikah 15 tahun atau lebih menunjukan bahwa pertemenan(friendship) dan komitmen merupakn factor utama terjadinya perkawinan yang bahagia.dalam hal ini,pertemanan sangat erat dan mendalam menjadi alasan utama pasngan suami dan istri untuk tetatp hidup dalam ikat perkawinan.dalam penelitian ini pasangan suami dan istri yang berbahagia tersebut memberikan penjelasan bahwa pasangan mereka adalah teman terbaik bagi mereka.
Secara lebih spesifik,berdasarkan banyak penelitian di dunia barat (myers,2002),terdapat beberapa factor yang perlu di perhatikan agar cinta tetap ada dalam perkawinan dan perkawinan tetap lestari.

1.      Orang menikah dalam usia yang matang untuk hidup dalam hubungan suami dan istri.
2.      Orang mengalami tumbuh kembang di bawah pengasuhan orang tua yang lengkap.
3.      Hubungan yang cukup lama sebelum perkawinan.hal ini adanya pengenalan yang mendalam terhadap karakteristik masing-masing pihak.


Sumber:
Papalia; Olds & Feldman. (1998). Human development (7th ed.). Boston: McGraw Hill

Waite, L.J. & Gallagher, M. (2003). Selamat menempuh hidup baru: Manfaat perkawinan
      dari segi kesehatan, psikologi, seksual, dan keuangan. Diterjemahkan oleh: Eva Yulia
      Nukman. Bandung: Mizan Media Utama.

Lubis, Yati Utoyo (2002, April). Aspek psikologis dari poligami: Telaah kasuistik. Makalah
      seminar.


Nama : R.Rr. Andina Ajeng Ranaputri
Kelas : 2PA15
NPM : 17513071
 ^^